Selasa, 23 Juli 2013

Pendakian Merbabu, Saat Pesaudaraaan Terbit


Dan tiba-tiba kami saling menyapa, saat awal kami bertemu.
Dan kemudian kami saling mengakrabi, bahkan saat kami belum saling mengenal nama.
Dan  selanjutnya....saat kami berpisah....maka sesuatu hal terbit...kami menjadi insan-insan bersaudara.
sebuah persahabatan
Sapa Merbabu...saat persaudaraan terbit.





- - - - - -

Puncak Merbabu
Pagi masih muda, sinar mentari mulai menembus pepohonan memanjang seperti selendang keemasan, jam tangan menunjukkan 4:50 WIB, kami berhenti sementara di antara Sabana II dan Jemblongan untuk bersujud berjamaah ke Maha Pencipta Keindahan, memang pagi itu cerah, kami gunakan embun-embun menggantung di dedaunan yang tampak seperti berlian jatuh dari langit sebagai pembasuh wudhu.

Selesai sholat kami melanjutkan perjalanan, kebetulan rombongan yang tertinggal sekarang tepat di belakang kami. Tepat jam 6:00 WIB akhirnya puncak Merbabu kami daki. Ucap syukur membasahi mulut kami. Gunung ini memang salah satu yang tercantik di Pulau Jawa. Selain mempunyai padang rumput yang sangat luas, bila dari puncak akan terlihat puncak-puncak kecil seperti bukit-bukit mengiringi perjalanan kami. Semacam raksasa penjaga puncak. Ditambah panorama puncak “kekasih Merbabu”, Merapi yang pasti akan membuat para pendaki akan tahan berlama-lama dan rindu bila tidak menjumpainya lagi. 

Selesai mengabadikan dalam kamera agar tidak mata kami saja yang menjadi saksi keindahannya, tepat jam 8:00 kami memutuskan untuk turun. Angin lembah efek dari perbedaan suhu dan tekanan menghantam sejuk di muka kami. Semilir angin membuat alang-alang berkelebat. Cukup cepat saat kami turun, hanya butuh waktu tiga jam. Tapi kami semua sepakat, mungkin tiga tahun lagi pun kami tidak akan melupakan pengalaman kesananya. Mungkin karena panoramanya, juga kawan-kawannya. Di Merbabu kami mendaki sekaligus menemukan saudara baru.
 
mentari terbit di kala shubuh

- - - - - - -

pemberangkatan dari basecamp
2 jam perjalanan dari semarang menuju kota boyolali..dan dilajut kurang lebih 1 jam perjalanan dari kota Boyolali ke Kecamatan Selo.  Kecamatan ini berada di ketinggian kurang lebih 1.600 mDpl. Kawasan Selo termasuk kawasan wisata yang memang memiliki pemandangan yang cukup indah, karena diapit oleh dua gunung yang cukup dikenal di Pulau Jawa. Merapi dan Merbabu.


Dari kecamatan Selo kami bergerak menuju basecamp pendakian merbabu yang konon  gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Desa-desa kami lalui, tampak asri dan alami apalagi ditambah pesona jalanan yang berkelak-kelok dengan view yang menghijau. kampung Tuk Pakis namanya, masuk Desa Jarakan. Kampung ini  merupakan Kampung terakhir untuk mencapai puncak Gunung Merbabu. Untuk tiba di kampung ini perjalanan melewati jalanan berbatu melalui Kampung Jarakan (± 1.580 m dpl) dan kampung Selo Tengah sekitar 1 jam perjalanan dari Pos Polisi yang ada di pusat wilayah Selo. 30 menit kami sampai.jalur Selo adalah salah satu jalur dari dua jalur yang direkomendasikan. Satunya lagi adalah jalur Kopeng Magelang.
kami berangkat
Dusun Tuk Pakis terletak pada ketinggian 1.800 m.dpl, merupakan perkampungan kecil. Mata pencaharian sebagian besar penduduk dusun ini dengan bertani sayur-sayuran. Untuk dicatat,  PERSEDIAAN AIR SEBELUM MENDAKI SEBAIKNYA MENGAMBIL DI KAMPUNG INI KARENA SUMBER AIR TIDAK KITA TEMUI LAGI SEPANJANG PENDAKIAN KE PUNCAK GUNUNG MERBABU.

Perjalanan dari pos I
Pos I
hingga pos II ditemani hutan-hutan montane yang kebanyakan didominasi jenis pinus. Kuran lebih membutuhkan waktu 90 menit. Tidak terlalu melelahkan karena selain belum mencapai jalan pendakian curam, kami isi juga perjalanan kami dengan canda khas sok akrab. Pos yang berupa sebidang tanah ini berada pada ketinggian ± 2190 m
Pos II, Pandean
Dari pos I kami melanjutkan perjalanan ke pos II. Pos Pandean Namanya. Kurang lebih kami harus mendaki setinggi 230 m untuk mencapainya. Hampir sama, 90 menit kami habiskan untuk menyusurinya. Tampak monyet bergantungan menemani perjalanan kami. Sebenarnya saya ingin sekali mengambil gambar monyet-monyet itu, tapi sayang mereka terlalu gesit untuk diambil. Tampak juga beberapa jenis ekor burung habitat asli Gunung Merbabu. Pada ketinggian ± 2420 mdpl di punggung merbabu jenis hutan mulai tampak berbeda, ada sedikit peralihan jenis, namun fauna-faunanya masih banyak ditemukan.

Perjanan kami lanjut. Arloji menunjukan pukul 15.30 WIB. Udara dingin mulai menusuk tulang-tulang ditambah matahari yang sudah mulai menurunkan panasnya. Satu jam kami berjalan hingga akhirnya sampai di pos III. Watu tulis namanya. Tidak ada yang tahu dari kami mengapa namanya watu tulis. Mungkin karena banyak batus besar dan coretan-coretan di batu ini. Disini edelwies mulai tumbuh kembang dan tumbuhan tipe alang-alang juga sejenis arbei gunung sudah bisa dideteksi. Dari pos dengan ketinggian ± 2590 mdpl pemandangan gunung merapi mulai memanjakan mata kita.

Pos III (Watu Tulis)
45 menit perjalanan dari pos III, kami memutuskan beristirahat sementara di Sabana I. Selain karena lelah perjalanan, sangat rugi juga kalau tidak menyempatkan untuk melihat cakrawala yang mulai terendam di ufuk barat dari lokasi ini. Pos sabana I memiliki ketinggian ± 2770 m. Udara dingin benar-benar sudah terasa di ketinggian ini, beberapa dari kami sudah menggunakan jaket sebagai penghangat. Tidak lama kami lanjutkan ke pos sabana II. Jalanan mulai terlihat lebih menanjak. Hingga 60 derajat. Beberapa dari kami bahkan sering terpeleset karena kelelahan. Tapi akhirnya sampai juga di pos sabana II. Sebenarnya perjalanan cukup mengasikkan karena disepanjang jalan kami ditemani dengan edelwies. Dari Pos Sabana I hingga Pos Sabana II sebenarnya bisa cepat, namun karena sudah sore kami putuskan untuk berhenti. Di Pos Sabana I kami beristirahat untuk “menginap” dan melanjutkan perjalanan besok paginya. 
Pos Sabana I, tempat kami "menginap"
Jam 4:00 udara sedingin es. Kami terbangun. Beberapa pendaki tampak sudah merapikan tenda-tenda untuk melanjutkan perjalan. Dari Pos Sabana I kami melanjutkan perjalanan ke Sabana II

Pos Sabana II berada pada ketinggian ±2860 mdpl. Ada sebuah bukit dengan kecuraman hampir 70o untuk menuju ke Pos sabana II. Pos sabana II akan memberikan keindahan yang sangat luar biasa. Bukit-bukit terlihat semacam pasukan pasukan yang tegap menjaga puncak. Dan tentu disini sangat cocok utuk ajang lokasi “pameran” foto.

Sebenarnya jarak dari Pos Sabana I ke Pos Sabana II cukup dekat, namun karena ada pemisah bukit dengan tanjakan yang sangat ekstrim, jadinya kami membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk melewatinya.
Sabana II dengan tim lain
Dari Pos Sabana II perjalanan kami lanjutkan, kami tidak begitu lelah karena disuguhkan pemandangan yang sangat indah dan kami tahu sebentar lagi akan sampai puncak. Tidak sampai setengah jam kami melewati Jemblongan, banyak juga pendaki yang meyebut ini Pos Sabana III. Ternyata di Pos ini juga banyak pendaki yang beristirahat untuk mendirikan tenda. Memang, saya sediri mengakui banyak lokasi Merbabu yang cocok dijadikan lokasi berkemah, banyak lokasi yang datar sehingga memudahkan pendaki untuk beristirahat dan bermalam. Selain itu topografi yang berbukit-bukit menjadikan lokasi-lokasi berkemah lebih aman dari terjangan angin, baik angin gunung maupun angin lembah.
Pos Sabana III
Pos Jemblongan atau Pos Sabana telah kami lewati, satu jam kemudian akhirnya puncak kami gapai. Puncak Triangulasi namanya. Puncak tertinggi di Mebabu. 
 
dan puncak pun terdaki


Dari puncak itu kita bisa melihat ternyata ada banyak puncak di Merbabu. Beberapa pendaki bahkan masih penasaran dan masih melanjutkan ke puncak yang lainnya. “tidak afdol” katanya. Kami mencukupkan perjalanan di puncak ini, Merapi tampak semakin berwibawa dab megah terlihat. Letih dan lelah terasa hilang, apalagi kami mendapat saudara-saudara baru yang meceritakan pengalaman-pengalaman masing-masing. 
kami di puncak tertinggi
Tepat jam 8:00 WIB kami memutuskan untuk pulang. Thanks Merbabu. Semoga keindhanmu selalu terbit layaknya persaudaraan-persaudaraan kami yang terbit.





“Jangan biarkan hanya mata kami saja yang menjadi saksi”

Perjalanan dimulai


didepan Merapi












mas saarbol action hehe

















jalur pendakian dari magelang















 
Ladang edelwies
















 
Padang Sabana II
















kemesraan ini...janganlah cepat berlalu




















 
menjelang puncak































sang ustad















 
Gak jelas nunjuk-nunjuk apa -_-







hoaaaaaahm ckckckck
















kame-hame!!!

















 
GreatGina!




















                                                Merbabu

 End

Trimakasih kepada :
Uhtin Sulastri (ahli biologi undip)
Afirman Karyono (marine & mountainer’s)
Atom Najibullah (fisheries tech laboratory)
Icha aprilia (administrasi yg ngitung2 uang & utang)
Dahliana agustini (industrial enginering bagian pariwisata)

Jam dinding basecamp menunjuk angka 12.00 WIB Tepat dhuhur kami sampai disana. Sangat sepi untuk ukuran hari sabtu.
“mau naik merbabu juga mas?” seorang bertanya kepada kami. “nggak mas mau ke belanja ke mall”
“he,he habis dhuhur bareng ya mas” lanjutnya
“dengan senang hati”

dan juga :
Mas sarung “faiq” bolong (president of indonesian mbolang comunity)
Mas sunt (juragan gundu)
Mas Halwani (ustadnye jawa timur)
Mbak lela & mbak gina (saudara kembar adek kakak)

Dibalik layar
- Sssttt  mas rustom sama mas gunt diam-diam semakin deket & saling cocok
- Mas faiq itu nama aslinya mas sarung bolong
- Mbak icha katanya sih orang paling nyebelin di tim ini(cumakatanya)




Perjalanan
- Semarang – Boyolali kota                    : 2 jam 20 menit
- Boyolali Kota – Kecamatan Selo               : 30 menit

Harap melapor dahulu ke kantor polisi setempat
-      Selo – Camp Pendakian                           : 30 menit

Pendakian

-      Camp Pendakian – Pos I                        : 1 jam
-     - Pos I – Pos II                                  : 1 jam
-      Pos II – Pos III                               : 45 menit
-      Pos III _ Pos Sabana I                     : 1,5 jam
-       Pos Sabana I – Pos Sabana II                : 20 menit
-      Pos Sabana II – Pos Sabana III             : 20 menit
-      Pos Saban III – Puncak                       : 1 jam


http://akuntomountain.wordpress.com/category/gunung/merbabu/









 
Me, Oceanografer&Mountaineering

6 komentar:

  1. edelweiss .. :D

    mas, izin ambil foto subuh nya yaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak febita :D


      boleh2...ntar nek naik tak cariin foto edelwies n shubuhnya lah bwtmu :D

      Hapus
    2. iya saya juga makasih dah diajari n label, menggal paragraf dll ^_^

      Hapus